Indahnya CiptaanNya Bukti Kebesaran Allah

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah maha indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” (H.R. Muslim)

Allah SWT mencintai seorang hamba yang menghiasi ucapannya dengan kejujuran, menghiasi hatinya dengan keikhlasan, kecintaan, selalu kembali dan bertawakkal kepada-Nya, menghiasi anggota badannya dengan ketaatan kepada-Nya, dan menghiasi tubuhnya dengan memperlihatkan nikmat yang dianugerahkan-Nya kepadanya

[ Q. S. Fatir : 24-30 ]
Ayat 24

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”

Ayat 25

“Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.”

Ayat 26

“Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.”

Ayat 27

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.”

==> Gunung kalau kita lihat dari kejauhan warnanya biru, namun ketika didekati akan berwarna hitam, hijau. Dan ketika kita mendekati lagi, yg ukuran 1/10 mm, bahkan yg ukurannya mikrometer, juga memiliki beraneka ragam warna.

Ayat 28

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

==> Setelah Allah menyebutkan ciptaannya seperti buah, gunung, batu, yg berwarna warni
Sekarang manusia,
Allah menciptakan manusia dengan sangat luar biasa beraneka ragam.
Namun yg harus kita garis bawahi dalam ayat tersebut adalah, ulama : yaitu orang yg takut kepada Allah.

Ayat 29

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”

==> Semua orang yg melakukan bisines pasti tidak mau rugi, pasti mahunya beruntung. Dan perniagaan yg tidak pernah merugi itu hanya kepada Allah swt.
Misalnya : solat, infaq, membaca Al Quran (walaupun hanya punya hafalan walau hanya 1 surat tidak apa2 asal rajin mengulang sampai mutqin. Barang siapa membaca Al Quran maka akan diganti dengan pahala.) semua itu akan kita peroleh ketika berjumpa dengan Allah. Penduduk surga adalah penduduk yg sukses. Tiada kesusksesan yg berarti kecuali berhasil dimasukkan ke dalam surga dan karunia tambahan yg Allah berikan kepada manusia itu adalah diizinkan melihat Allah swt.

Ayat 30
“agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”

[ Q. S. Fushshilat : 53 ]

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahawa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Seorang mukmin akan melihat segala apa yg diciptakan oleh Allah dengan penuh takjub. Jika kita bertemu dengan hal yg merusak iman. Maka kita segera berpaling.

Al Jamil, Yang Maha Indah

“Tidak akan masuk surga orang yg dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu.” Ada orang yg bertanya : Sesungguhnya setiap orang suka memakai baju yg indah, dan alas kaki yg bagus, apakah ini termasuk sombong?. Rasulullah saw bersabda, ” Sesungguhnya Allah maha indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” (H.R. Muslim)

Allah itu maha indah menyukai keindahan. Boleh saja kita memakai pakaian yg indah & alas kaki yg bagus (menurut kita), namun hendaknya kita juga memperindah akhlak, memperbagus hati , tidak hanya indah ‘cashing’nya saja, namun isinya juga indah, Inner beauty.

Nabi Muhammad menghadapi segala sikap umatnya dengan penuh keindahan akhlak. Suri tauladan terbaik bagi kita.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan hal ini secara lebih terperinci pada keterangan berikut, “Keindahan Allah Azza wa Jalla ada empat tingkatan; Pertama: keindahan dzat, kedua: keindahan sifat, ketiga: keindahan perbuatan dan keempat: keindahan nama. Atas dasar itu, semua nama Allah Azza wa Jalla Maha Indah, seluruh sifat-Nya Maha Sempurna, dan semua perbuatan-Nya mengandung hikmah, kemaslahatan (kebaikan) dan keadilan serta rahmat (kasih-sayang). Adapun keindahan dzat dan apa yang ada padanya, maka ini adalah perkara yang tidak bisa dicapai dan diketahui oleh selain Allah Azza wa Jalla. Semua makhluk tidak memiliki pengetahuan tentang itu kecuali (sedikit) pengetahuan yang dengan itulah Dia Azza wa Jalla memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba yang dimuliakan-Nya.

Sesungguhnya keindahan-Nya itu terjaga dari (segala bentuk) perubahan, terlindungi dengan tabir selendang dan sarung (kemuliaan), sebagaimana hadits Rasulullâh n dari Allah Azza wa Jalla(hadits qudsi): “Kebesaran itu adalah selendang-Ku dan keagungan itu adalah sarung-Ku…”.

Kecintaan memiliki 2 sebab : keindahan dan pengagungan, dan Allah memiliki kesempurnaan yang mutlak pada semua itu. Kerana Dia maha indah dan mencintai keindahan.

Sabda rasul : sesungguhnya Allah maha indah, dan mencintai keindahan. Mengandung 2 unsur landasan islam yg agung, yaitu pengetahuan tentang sifat Allah taala, dan pengamatan konsekuensi dari sikap tersebut.

Yg pertama kita mengenal Allah dengan sifat maha indah yg tdk ada satu makhluk pun menyerupainya.

Yg kedua itu beribadah kepada Allah taala dgn sifat indah yg dicintainya , dlm ucapan, perbuatan, dan akhlak.

==> Allah Azza wa Jalla mencintai seorang hamba yang menghiasi ucapannya dengan kejujuran, menghiasi hatinya dengan keikhlasan, kecintaan, selalu kembali dan bertawakkal kepada-Nya, menghiasi anggota badannya dengan ketaatan kepada-Nya, dan menghiasi tubuhnya dengan memperlihatkan nikmat yang dianugerahkan-Nya kepadanya, seperti dalam berpakaian, membersihkan tubuh dari najis dan kotoran, memotong kuku, dan sebagainya. Jadi, hamba yang dicintai Allah Azza wa Jalla adalah hamba yang mengenal Allah Azza wa Jalla dengan sifat-Nya yang Maha Indah, selanjutnya beribadah kepada-Nya dengan keindahan yang ada pada agama dan syariat-Nya.

[ Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ]

إِنَّ اللهَ يُحِبُ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلىَ عَبْدِهِ

.Sesungguhnya Allah suka melihat (tampaknya) bekas nikmat (yang dilimpahkan-Nya) kepada hamba-Nya

[H. R. At-Tirmidzi & Al Hakim]

Allah Azza wa Jalla suka melihat terlihatnya bekas nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya, karena ini termasuk keindahan yang dicintai-Nya, dan ini juga termasuk bentuk syukur kepada-Nya. Bersyukur adalah bentuk keindahan batin. Karena itu, Allah Azza wa Jalla suka melihat keindahan lahir yang berupa tampaknya bekas nikmat-Nya pada diri hamba-Nya.

Oleh karena itulah, Allah Azza wa Jalla menurunkan pakaian dan perhiasan kepada para hamba-Nya untuk memperindah penampilan lahir mereka, dan Dia memerintahkan mereka agar bertakwa, karena ini akan memperindah batin mereka.

[ Q. S. Al-Araf : 26 ]

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang lebih baik

Allah SWT juga berfirman tentang keadaan penduduk surga yang Allah anugerahi keindahan lahiriyah dan batiniyah dalam Q. S. Al-Insan: 11-12 :

وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

Dan Dia menganugerahkan kepada mereka kecerahan (wajah) dan kegembiraan (hati). Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera

Allah SWT menghiasi wajah mereka dengan kecerahan, menghiasi batin mereka dengan kegembiraan, dan menghiasi tubuh mereka dengan pakaian sutera.

Inilah Golongan Yang Diangkat Darjatnya Serta Mendapat Keampunan Dari Allah SWT

Tidak semua orang Islam itu beriman tapi semua orang yang beriman sudah pasti Islam..

firman Allah surah Al-Anfal ayat 2 – 4 :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّۭا ۚ لَّهُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌۭ وَرِزْقٌۭ كَرِيمٌۭ

Maksudnya:
Sesungguhnya orang² yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (kerananya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka). Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-Anfal ayat 2-4)

Ceramah Perdana oleh Ustaz Dato’ Hj. Ismail Kamus (Pengasas dan Pengerusi Persatuan Perubatan Islam Darussalam, Malaysia) | Ceramah yang berdurasi lebih kurang 1 jam yang mengupas pelbagai tips, cara, petua tentang menjadi orang yang beriman.

Kredit: Digital Dakwah

CIRI-CIRI DAN TANDA-TANDA SERTA KELEBIHAN ORANG BERIMAN ~
Iman merupakan sifat terpenting dalam hidup beragama. Tanpa Iman hidup ini akan sia-sia. Orang² yang beriman memiliki tanda atau cirinya tersendiri.

Berikut adalah huraian ciri² atau tanda² orang beriman:

۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan solat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al-baqarah ayat 177)

Berdasarkan ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa tanda-tanda orang yang beriman adalah:

1. Orang bergetar hati ketika mendengar nama Allah SWT.

Salah satu tanda beriman adalah orang-orang yang bergetar hatinya ketika mendengar nama Allah. Adapaun kenapa dia bergetar hati adalah karena dia takut kepada Allah, dia tahu siapa dia (sebagai hamba) dan siapa Allah (sebagai Tuhan), dia takut akan azab Allah, dia takut karena Allah melihat apapun yang dia kerjakan dan juga karena dia kagum karena keagungan Allah SWT. sehingga membuat bergetar hatinya. Sangat jarang orang-orang begini di zaman yang seraba canggih ini, karena banyaknya pengaruh jahiliah yang membuat terperosotnya moral dan rosaknya aqidah.

2. Bertambah imannya ketika mendengar ayat Allah SWT (mengimani kitab Allah yaitu Al-quran)

Bertambahnya iman seseorang yang mendengar ayat-ayat Allah karena dia tahu akan kebenaran ayat-ayat Allah dan keluhurannya. Ketika dia mendengar ayat-ayat Allah maka dia akan menyimak kandungannya untuk menjadi pedoman dia hidup dan menjadikannya bertambah yakin kepada Allah sebagi Tuhan Semesta Alam. Bukan hanya sekedar menyimak dan mendengar karena dia akan melaksankan atau mengamalkan apapun yang dia dengar berdasarkan ilmu yang dia miliki. Karena sesunggunya sangat banyak pelajaran dan peringatan yang terkandung di dalam Al-quran.

3. Orang yang bertawakal kepada Allah SWT.

Bertawakal adalah berserah diri kepada Allah atau bersandar pada yang ditentukan Allah dengan iringan usaha. Bertawakal dengan ertian seseorang percaya penuh bahawa Allah akan memberikan yang terbaik setelah apa yang di usahakan kepadanya. Karena sesunggunya mereka tahu bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Bijaksana dalam segala hal sehingga semua yang Allah berikan adalah yang terbaik. Lagi pula semua ketentuan dan kejadian di dunia ini adalah semua beradasarkan ketentuan Allah.

Tawakal merupakan tingkat keimanan yang tinggi yang mana menempatkan Allah di posisi pertama sebagai penolong dan tempat memohon. Iringan usaha adalah suatu komponen utama dalam bertawakal. Karena doa tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa doa itu sombong.

4. Orang yang mendirikan solat dengan kusyuk

Sangat banyak orang islam yang mengerjakan shalat siang dan malam dan bahkan shalat sunat sekalipun. Bukan hanya sekadar solat akan tetapi harus kusyuk didalam shalatnya. Tidak semua orang yang dapat kusyuk didalam solatnya karena hanya orang yang benar-benar beriman sajalah yang mampu melakukannya seperti firman Allah dalam Al-quran:

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam solatnya, (Qs. Al-Mu’minum ayat 1-2)

Kusyuk bukan hanya sekadar kata-kata, tapi memang kita mengerjakan solat dengan kusyuk’. Solat kusyuk adalah solat yang dapat menghilangkan pemikiran yang di luar solat. Apakah kita sudah kusyuk dalam solat?

Kekusyukan memang sangat sulit dikerjakan, namun apasalahnya kita berusaha untuk kusyuk dan menjadi salah satu orang yang benar-benar beriman.

5. Orang yang mengeluarkan zakat dan memberi sedekah (infaq) dengan ikhlas

Dalam ayat lain Allah berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ

Dan orang-orang yang menunaikan zakat, (Qs. Al-Mu’minum ayat 4)

Zakat dan sedekat merupakan kewajiban bagi kita yang mampu. Tidak banyak dari orang yang mampu mengeluarkan zakat dan sedekah akan melakukannya karena mereka kikir dan takut miskin. Padahal zakat atau sedekah tidak akan mengurangi harta kita bahkan Allah akan memberikan keberkatan kepada harta yang kita miliki.

Daripada Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya :

“ Sedekah tidak mengurangkan harta. Allah tidak melebihkan seseorang hamba dengan kemaafan-Nya melainkan kemuliaan dan tidak merendahkan diri seseorang melainkan Allah mengangkatnya.” (Muslim, ad-Darimi dan Ahmad)
Dan Allah SWT. juga berfirman:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

6. Orang-orang yang menepati janji

Allah SWT. juga berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (Qs. Al-Mu’minum ayat 8)

Seperti yang disebutkan dalam surat Al-baqarah ayat 177 dan Surat Al-mu’minun diatas bahawa orang yang menepati janji adalah termasuk orang yang beriman. Orang yang menepati janji adalah orang yang takut akan azzab Allah di akhirat nanti dan akan di minta pertanggungjawaban. Selain itu, orang yang memungkiri janji dikategorikan sebagi orang yang munafik.

Maka jadilah kita orang yang menepati janji dan memelihara amanat sehingga menjadi orang yang beriman. apalagi menjadi pemimpin, kerana setiap apa yang di pimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpin.

7. Orang-orang yang menjauhi perbuatan yang tidak berguna

Allah berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُو

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (Qs. Al-Mu’minum ayat 3)

Orang-orang yang beriman akan menjauhi perkataan dan perbuatan yang tidak berguna kerana perbuatan itu akan mengundang dosa yang menyebabkan dia menjadi ahli neraka. Perkataan dan perbuatan yang tidak berguna selain mengundang dosa juga akan mengundang permusuhan dan konflik. Dalam haditsnya Rasulullah SAW. pernah bersabda:

Hadis riwayat Abu Syuraikh Al-Khuza’i ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (Shahih Muslim No.69)

Perbuatan dan perkataan baik merupakan anjuran, acuan dan perintah yang akan memicu kita menjadi orang yang beriman karena itu semua adalah perbuatan orang-orang yang benar-benar ta’at kepada Allah SWT.. Perkara iman memang didasari pada amal perbuatan manusia yang baik sehingga pantas mendapatkan kasih sayang Allah dan menjadi ahli syurga.

8. Orang-orang yang menjaga kemaluan

Allah SWT. berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Qs. Al-Mu’minum ayat 5-6)

Menjaga kemaluan adalah menjaga kemaluan terhadap orang yang tidak halal. Contohnya pel4curan atau pr0stitusi, zina dan lainnya. Seberapa banyak pelacuran atau prostitusi yang telah marak di dunia ini, seberapa banya perzinahan yang terpampang di dunia ini, ketahuilah bahwa semua itu adalah ulah orang yang tidak beriman. terlebih lagi pemimpin yang menghalalkan perbuatan zina, maka itu merupakan sebuah kemungkaran yang nyata. Mereka tidak memperdulikan dosa yang menimpa mereka apabila melakukannya. Yang mereka fikirkan hanyalah kenikmatan sesaat dan harta kekayaan. Karena kebanyakan pemicu pelacuran adalah faktor ekonomi yang membuat seseorang terjerumus kedalah perzinahan tersebut. Orang-orang yang benar-banar beriman akan menjauhkan hal tersebut karena meraka takut akan azab dan dosa.

Sebenarnya tanda-tanda orang yang beriman itu sangatlah banyak. Namun itulah tanda-tanda orang yang beriman Yang mana tanda-tanda inilah yang mencerminkan seseorang itu beriman. Setiap perkara haruslah di lakukan dengan ikhlas. Jika sesuatu dilakuakn dengan tidak ikhlas baik kerana riyak, ujub, takabur, dan lain sebagainya maka semua akan sia-sia.

Semoga kita mendapatkan kenikmatan iman dan tergolong dalam golongan orang-orang yang beriman.. Aamiin aamiin yaaa rabbal ‘alamiin…

Kredit: berimanblog